Bappeda Boltim Gelar FGD Tahap 1 Penyusunan RAD Stunting
- Jul 16, 2024
- admin
Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) Tahap I Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Stunting yang bertempat di Aula Kantor Bappeda, Senin (01-07-2024). Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Bappeda Bapak Ir. James HD Kinontoa sekaligus mewakili Bupati Boltim Bapak Dr. (c) Sam Sachrul Mamotno, S.Sos., M.Si. Turut hadir dinas-dinas dan stake holder terkait stunting.
Dalam sambutannya Kinontoa menyampaikan bahwa stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas hidup, produktivitas dan daya saing manusia Indonesia sebagai dampak dari terganggunya pertumbuhan otak dan perkembangan metabolisme tubuh dalam jangka panjang. Karenanya pemerintah menetapkan percepatan penurunan stunting sebagai salah satu program prioritas nasional. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 menetapkan bahwa target penurunan stunting adalah 14% pada tahun 2024’, jelasnya.
Kinontoa menegaskan Pemerintah Kabupaten Boltim terus berkomitmen menangani percepatan penurunan stunting. Untuk mendukung upaya ini Pemda Boltim terus melakukan pendekatan multisektor melalui intervensi layanan spesifik dan sensitif secara konvergensi/terintegrasi yang dilakukan di tingkat kecamatan dan desa diseluruh wilayah Kabupaten Boltim’, tegasnya.
Lebih lanjut Kinontoa menjelaskan upaya ini berhasil menurunkan prevalensi stunting di Kabupaten Boltim, sebagaimana data yang dikeluarkan oleh SSGI dan SKI (Survei Kesehatan Indonesia). Pada tahun 2022 dengan hasil sebanyak 30 persen, kemudian pada tahun 2023 mengalami penurunan menjadi 28,40%. Semoga dengan adanya penurunan persentase stunting di Kabupaten Boltim berdasarkan hasil SSGI dan SKI ini terus membawa dampak terhadap hasil prevelensi stunting Boltim kedepannya”, demikian kinontoa mengakhiri.
Valentino Lumowa dalam pemaparannya menyampaikan bahwa upaya percepatan penurunan stunting melalui 8 aksi konvergensi merupakan instrumen dalam bentuk kegiatan untuk meningkatkan integrasi intervensi dalam penurunan stunting. Delapan (8) aksi konvergensi percepatan penurunan stunting meliputi analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, peraturan Bupati/Walikota tentang Peran Desa, pembinaan KPM, sistem manajemen data, pengukuran dan publikasi stunting, serta reviu kinerja tahunan. Kegiatan ini disempurnakan dengan pelaksanaan Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penanggulangan stunting tujuannya untuk membahas sistematika pencegahan dan percepatan penurunan stunting,’ paparnya.
Ciko J. Warouw menambahkan bahwa ada lima pilar dalam percepatan penurunan stunting yakni 1) komitmen dan visi kepemimpinan, 2) kampanye nasional dan perubahan perilaku, 3) konvergensi program pusat, daerah dan desa, 4) ketahanan pangan dan gizi, 5) pemantauan dan evaluasi. Pada pelaksanaannya dibutuhkan kolaborasi, koordinasi lintas sektor dan pihak untuk mensinergikan program/kegiatan kunci. Program kunci penurunan stunting yang dimaksud adalah pemenuhan intervensi, peningkatan konvergensi di desa, pendampinagn keluarga dan perbaikan monev termasuk surveilans. "Saya yakin Pemerintah Kabupaten Boltim telah melaksanakan ini semua dibuktikan dengan menurunnya prevalensi stunting serta masuk dalam 6 Kabupaten/Kota terbaik dalam penilaian kinerja stunting oleh Tim Penilai", tandasnya.